25/10/11

Nutrisi Seimbang untuk Masa Depan Anak

Makanan sehat dan gizi seimbang merupakan istilah yang sering kita dengar, asupan makanan dengan kompisisi dan jumlah yang seimbang kerap menjadi advis untuk semua kelompok umur. Tetapi bila kita telaah lebih dalam mengapa begitu penting diterapkan, bagaimana pengaruhnya terhadap status kesehatan dan apakah pola makan anak sampai remaja sesuai dengan konsep gizi seimbang. Seorang ahli menyatakan slogan you are what you eat, apa yang kita makan secara kumulatif akan merupakan salah satu faktor penting penentu struktur tubuh kita dan berpengaruh pada optimalisasi aktivitas organ tubuh kita. Sehingga secara keseluruhan berdampak pada fungsi pemeliharaan tubuh, ketahanan terhadap agen penyakit dan potensi pertumbuhan optimal.

Anak dan remaja di sekitar kita walaupun secara kasat mata nampak sehat, tetapi apabila kita analisis asupan makanan dalam sehari baik hari kerja/sekolah ataupun hari libur, seringkali kita temukan asupan makanan yang tidak sesuai kebutuhan, baik jumlahnya yang kurang ataupun lebih, tetapi yang lebih sering ditemukan adalah komposisi zat gizi yang sama sekali tidak sesuai kebutuhan. Beberapa penelitian yang dilakukan pada anak sekolah umumnya memperlihatkan asupan protein, serat, vitamin dan mineral yang kurang, tetapi tinggi karbohidrat, lemak jenuh dan garam. Bila hal ini dibiarkan terus berlarut-larut maka kelompok ini akan masuk pada kelompok risiko tinggi untuk terkena berbagai penyakit infeksi disamping pertumbuhan tidak optimal.Pada dasarnya di setiap siklus hidup diperlukan makanan dengan jenis zat gizi yang lengkap tetapi jumlah yang harus dipenuhi harus sesuai dengan kebutuhan. Pada anak dan remaja selain untuk pemenuhan kebutuhan pemeliharaan tubuh dan ketahanan terhadap penyakit, zat gizi juga sangat esensial diperlukan untuk menunjang tumbuh kembang optimal. Prinsip pemenuhan kebutuhan akan zat gizi adalah tercukupinya kebutuhan energi dan kebutuhan akan protein. Kebutuhan energi terpenuhi baik untuk kebutuhan basal tubuh maupun kebutuhan energi untuk aktivitas fisik. Energi dapat berasal dari semua zat gizi makro yaitu karbohidrat, lemak dan protein. Tetapi sumber energi utama adalah karbohidrat yang diperlukan untuk aktivitas sel-sel yang sangat tergantung pada karbohidrat seperti sistem saraf pusat, sel darah merah dan sel-sel yang aktivitasnya cukup tinggi seperti organ tubuh penghasil hormon dan sistem kekebalan tubuh. Sedangkan lemak sebagai sumber energi lain mempunyai keunggulan densitas energi yang cukup tinggi, berfungsi sebagai bahan baku hormon, menjaga suhu tubuh, salah satu komponen sel, berperan dalam sistem kekebalan tubuh dan pelindung organ tubuh penting. Protein walaupun dapat berfungsi sebagai energi tetapi protein mempunyai fungsi lain yang lebih penting yaitu untuk menunjang pertumbuhan, sistem immun dan pemeliharaan tubuh. Kebutuhan gizi idealnya terdapat perbandingan tertentu antara sumber energi (karbohidrat dan lemak) serta protein sehingga protein dapat dipertahankan pada fungsi utama untuk pertumbuhan (protein sparring effect). Hal inilah yang harus dijaga dengan komposisi zat gizi yang cukup sehingga masing-masing nutrien dapat tetap pada fungsi utamanya. Vitamin dan mineral mempunyai banyak fungsi untuk menjaga keberlangsungan proses buiokimiawi dalam tubuh berjalan lancar dengan membantu proses biokimiawi masing-masing zat gizi makro.

Pemenuhan asupan makanan sebaiknya terpenuhi terutama pada makan utama pagi siang dan sore, dan pelengkap makanan selingan antara makan pagi dan siang serta antara makan siang dan sore. Asupan makanan setiap 3 jam seperti ini menjaga stamina anak tetap baik untuk belajar dan beraktivitas serta ketahanan tubuh optimal.

Bagaimana aplikasi di lapangan selama ini? Pentingnya pemenuhan kebutuhan yang ideal tentunya harus diikuti dengan penyediaan makanan yang memenuhi kriteria di atas. Bagaimana perkembangan makanan baik makanan utama maupun makanan jajanan yang disukai anak dan remaja juga perlu dicermati. Anak dan remaja terdapat pada fase pencarian selera apa yang dirasa cocok dan disukai dan sudah mulai independen dalam pemilihan jenis makanan. Rasa makanan merupakan pertimbangan utama mereka dalam memilih, umumnya makanan tinggi lemak dan karbohidrat menjadi pilihan utama kelompok ini. Selain itu rasa makanan yang cukup mantap seperti asin, gurih ataupun manis juga sangat disukai. Mudahnya mendapatkan makanan sejenis ini dengan harga yang cukup terjangkau juga menyebabkan tingginya konsumsi, hal ini akan berakibatpada perubahan kebiasaan makan yang membutuhkan tahapan adaptasi yang cukup panjang bila ingin diperbaiki.

Kualitas makanan baik makanan utama maupun makanan jajanan sangat dipengaruhi oleh bahan makanan sumber penyusunnya. Bahan makanan alami mempunyai keunggulan kandungan zat gizi mikro lebih utuh serta serat alami yang banyak memiliki manfaat. Tetapi walaupun bahan makanan penyusun menu cukup baik, efek pengolahan yang berlebih juga akan merubah zat gizi makro dan melarutkan atau merusak zat gizi mikro yang terkandung di dalamnya. Pengolahan yang tidak terlalu lama dan pemanasan yang tidak terlalu tinggi diharapkan dapat menjaga zat gizi di dalamnya.

Bahan makanan tambahan yang sebenarnya mempunyai tujuan baik untuk menambah rasa, membuat penampilan lebih menarik dan lebih awet. Zat apa saja yang aman dipakai dikontrol pemakaiannya oleh Badan terkait. Kenyataan yang kini terjadi di lapangan adalah sulitnya mengontrol pemakaian bahan tambahan makanan yang tidak diperkenankan dipakai, terutama pada produksi makanan hasil industri rumah tangga. Berbagai pihak terkait selayaknya turut mengontrol konsumsi makanan jajanan anak dan remaja dengan edukasi berkesinambungan, pengendalian kantin sekolah dan para pedagang makanan di lingkungan sekolah.

Apa yang dapat dilakukan pihak sekolah untuk turut berperan dalam hal ini? Proses menuju kemandirian anak dan remaja menjadikan faktor penting dalam perbaikan pola makan mereka. Penting untuk merubah persepsi anak dan remaja tersebut sebagai bagian dari proses pendewasaan dalam menjaga kesehatan, sehingga diharapkan mereka dapat memilih makanan yang tepat walaupun tidak di bawah pengawasan. Pemahaman mengenai pentingnya makanan dengan gizi seimbang hendaknya dilakukan terus menerus dengan metoda yang cukup sederhana dan berkesinambungan. Demikian juga kegiatan interaktif dapat dilakukan dalam kegiatan ekstrakurikuler yang bersifat lebih aplikatif sebagai sarana edukasi. Terakhir, sarana penyediaan makanan di sekolah baik mengenai kantin sekolah dan pembinaan pedagang lain di lingkungan sekolah juga dapat dilakukan untuk menunjang perbaikan asupan makanan anak dan remaja di sekolah.

Penulis: Siti Nur Fatimah,dr,SpGK,MKes
Disampaikan pada acara Pelatihan Hidup Sehat Seri ke-3 "Memahami Kesehatan Anak Didik" Bandung, 22 Oktober 2011, diselenggarakan oleh Forum Ilmu - Bandung