24/11/11

Memahami Kesehatan Anak Didik

Sekolah dan guru memiliki peran besar dalam mempersiapkan generasi muda penerus bangsa yang sehat, kuat, dan berkarakter. Sekolah tidak hanya berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses belajar mengajar, namun diharapkan mampu mencetak peserta didik dengan tingkat kesehatan rohani dan jasmani yang baik. Pada tanggal 22 Oktober 2011 lalu, Forum Ilmu–Bandung kembali menyelenggarakan acara Pelatihan Hidup Sehat seri ke-3 yang diikuti 96 peserta guru dari perwakilan 66 sekolah di Bandung. Acara pelatihan dengan tema “Memahami Kesehatan Anak Didik” ini dipandu moderator Prof. Dr. Zul Dahlan,dr,SpPD-KP dan Prof. Dr. Ponpon Idjradinata,dr,SpA(K) mengangkat 5 topik kesehatan yang penting untuk dipahami para guru.
Kecerdasan anak
“Kecerdasan pada anak bisa dideteksi sejak dini bahkan sejak baru lahir. Kecerdasan anak akan berkembang dengan pesat hingga usia 2 tahun. Dalam masa ini, anak harus diberikan stimulasi yang baik sehingga dapat berkembang sesuai dengan potensinya. Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi kecerdasan seseorang, yakni faktor keturunan dan lingkungan. Seorang anak dapat mengembangkan berbagai kecerdasan jika mempunyai faktor keturunan dan dirangsang oleh lingkungan terus menerus. Perkembangan kecerdasan anak dapat diperoleh dari intervensi sejak dini dari lingkungan baik keluarga atau sekolah yang sangat berperan aktif dalam perkembangan kecerdasan anak. Perlakuan intervensi tetap akan menghasilkan perkembangan kecerdasan yang meningkat di sekolah hingga dewasa”. Demikian uraian Mia Milanti,dr,SpA sebagai nara sumber pertama dalam acara pelatihan ini. 

Nutrisi anak & remaja
Seperti dalam Pelatihan Hidup Sehat seri ke-2, Forum Ilmu Bandung kembali bekerjasama dengan Nur Siti Fatimah,dr,SpGK,MKes sebagai pembicara materi nutrisi pada anak dan remaja. Dokter spesialisi gizi klinik ini berpendapat bahwa “anak dan remaja di sekitar kita walaupun secara kasat mata nampak sehat, tetapi bila dianalisis asupan makanan dalam sehari, seringkali ditemukan asupan makanan yang tidak sesuai kebutuhan, baik jumlahnya yang kurang ataupun lebih, atau komposisi zat gizi yang tidak sesuai kebutuhan. Bila hal ini dibiarkan terus, maka kelompok ini akan masuk pada kelompok risiko tinggi untuk terkena berbagai penyakit infeksi disamping hambatan dalam pertumbuhan. Dijelaskan pula bahwa pada anak dan remaja, selain untuk pemenuhan kebutuhan pemeliharaan tubuh dan ketahanan terhadap penyakit, zat gizi juga sangat esensial diperlukan untuk menunjang tumbuh kembang optimal. Dr. Nur mengajak berbagai pihak terkait untuk turut mengontrol konsumsi makanan jajanan anak dan remaja dengan edukasi berkesinambungan dan pengendalian kantin sekolah. Penting untuk merubah persepsi anak dan remaja tersebut sebagai bagian dari proses pendewasaan dalam menjaga kesehatan, sehingga diharapkan mereka dapat memilih makanan yang tepat. 

Penyakit infeksi yang sering dijumpai pada anak-anak
“Penyakit infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyebab terpenting kesakitan dan kematian pada anak. Kasus ISPA merupakan 50% dari seluruh penyakit pada anak berusia di bawah 5 tahun dan 30% pada anak berusia 5-11 tahun. Di Indonesia, ISPA merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien ke sarana kesehatan, yaitu 40-60% dari seluruh kunjungan ke puskesmas dan 15-30% dari seluruh kunjungan rawat jalan dan rawat inap RS. Jumlah episode ISPA di Indonesia diperkirakan 3-6 kali per tahun. Hal ini menunjukkan angka kesakitan akibat ISPA masih tinggi, demikian ungkap dokter spesialis anak RS Hasan Sadikin yang menjadi nara sumber lainnya, Dzulfikar DLH,dr,SpA(K),MKes.

Imunisasi
Para guru peserta pelatihan hidup sehat kali ini dibekali pula dengan informasi penting perihal pencegahan penyakit pada anak yakni Imunisasi. Diawali dengan pertanyaan “mengapa Imunisasi itu penting!, Dr. Kusnandi Rusmil,dr,SPA(K),MM menekankan bahwa  imunisasi dapat mencegah banyak penyakit berbahaya yang tak jarang menimbulkan kematian atau setidaknya menyebabkan kecacatan. Beberapa penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, antara lain: TBC, poliomyelitis, difteri, pertusis, tetanus, hepatitis B, hepatitis A, mumps, rubella, hemofiluss influenza, rabies, pneumonia, HPV, rotavirus”.

Bahaya rokok dan narkoba
Dadang Syaiful Hidayat,SSi,MSi tampil sebagai nara sumber terakhir. “Tidak ada yang menguntungkan dari penggunan rokok, yang ada hanya penderitaan, penyalahgunaan Narkoba akan melumpuhkan generasi muda sehingga dapat memperlemah bangsa”. Pembicara yang yang juga seorang apoteker ini mengajak para guru peserta pelatihan untuk meningkatkan sosialisasi tentang bahaya rokok, narkoba dan HIV/AIDS di kalangan siswa di sekolah dengan program yang berkesinambungan, mengoptimalkan peran sekolah/pendidik dalam upaya mencegah semakin meningkatnya masalah akibat rokok, narkoba dan HIV/AIDS di kalangan pelajar, serta melakukan koordinasi dengan pihak kepolisisan dalam upaya deteksi dini terjadinya penyalahgunaan Narkoba.